Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai sesuai cita-cita pendidikan (Munib dalam Daryanto, 2010:1). Pendidikan ialah segala sesuatu yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat (Purwanto dalam Daryanto, 2010:1). Dalam arti lain, pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan bakat, potensi, keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman serta meningkatkan peserta didik atau siswa.
Proses Belajar Mengajar matematika sering kali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari, sehingga materi menjadi sulit dipahami siswa. Visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Gambar dua dimensi atau model tiga dimensi adalah visualisasi yang sering dilakukan dalam proses belajar mengajar. Pada era informatika visualisasi berkembang dalam bentuk gambar yang bergerak (animasi), dalam hal ini media mempunyai peranan yang besar dalam proses belajar mengajar.
Kemampuan setiap siswa dalam memahami suatu konsep atau bahan ajar sangat berbeda-beda. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan guru melalui kata-kata tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media pembelajaran. Aliran realisme sangat mendukung penggunaan alat bantu dalam pembelajaran, Menurut Djamarah (dalam Zain, 2010:147) belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati realisasi, lebih banyak sifat alat bantu yang menyerupai realitas, semakin mudah terjadi belajar pada anak didik. Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (dalam Daryanto, 2010:6) antara lain: (1) penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar, (2) pembelajaran dapat menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, (4) waktu pembelajaran dapat diperpendek, (5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, (6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan (7) sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan dan, (8) peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dengan bantuan media. Sehingga penggunaan media pembelajaran siswa dapat menyerap materi dengan meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar